Gas Langsung Loncat !! Rumus Ampuh Pengapian SE Sport Ninja 2-Tak TU 155
Mesin 2-tak pakai pengapian special engine (SE), rpm pasti melompat drastis, weeeng. Bisa 14.000 rpm bro saat dinamis, saat statis ya lebih dari itu, weeeeng. Untuk Ninja drag bike ini, coba dua pilihan tahun keluaran pengapian SE Yamaha YZ125. Yang terbaik sesuai settingan yang digunakan sampai seri tiga Pertamina Enduro Drag Bike (PEDB) di Kebumen masih memimpin poin di Sport 2-tak Tune-Up 155 cc.
Ninja 150 ini dijoki Muslih Wuri yang pernah 7. 095 detik di Drag Bike TDR Kudus. Di seri 3 PEDB Kebumen, hanya kelima dengan 7.351 detik, namun belum goyah di klasemen karena berturut-turut juara dari Senayan dan Tasik. “Kuncinya pengapian YZ 125 tahun 2002, kodenya 4 XM. Tenaga besar dan rata dari bawa sampai menengah. Di Kebumen, joki yang kurang konsen,” buka Arief Wiratama alias Dawir, juru korek tim Mihama Batik Pekalongan, Jateng, pemilik Ninja 150 ini.
Paket pengapian YZ125 itu adalah magnet, spul, CDI,
koil dan pelek, hehehe. Ngarang itu pelek. Iya benar, karena saat ke
toko ikut beli pelek Exel Takasago yang ringan dan cantik itu. Ah, nggak
nyambung tuh Jaka Sembung. Pengapian YZ125, memang racikan Yamaha
Racing, berarti telah kompetisi. Namanya juga racing, nggak ada limiter, grafiknya dibikin tinggi dan rpm-nya cepat.
Pernah
coba paket YZ125 keluaran 1997, hanya enak putaran bawahnya. Itu
memaksa rasio percepatan harus dihitung berat semua. Pakai YZ125 2002
atau sekarang, rasio justru ringan-ringan, karena power band (rentang tenaga) lebih lebar. Tenaga juga melewati menengah yang dibutuhkan jarak 2001 meter.
SALURAN MASUK-BUANG
Pengapian tidak berdiri sendiri. Api besar harus membakar bahan bakar yang banyak, hasilnya adalah tenaga. Selalu diawali dengan karburator besar, agar manifold, crank-case, saluran transfer dan bilas menyesuaikan. Berhubung ini turun di 155 cc, areal porting inlet hanya kupas-kupas jeruk, jeruknya rasa almuminium babet dan menaikkan 1 mm mulut saluran yang diarahkan ke ruang atas silinder. Mengoreknya pakai korekan ekor tikus.
Karbu PWK yang 41 mm, dipilih karena sesuai efisiensi permintaan korek mengorek tadi. Mubazir lebih dari diameter itu. Pastilah pernah diriset dengan berbagai diameter, tapi yang pas 41 mm. Yang penting kecepatan laju bahan bakar dari karbu ditingkatkan dengan reed valve V-Force3. “Pemadatan kompresi pertama penting di ruang kruk-as, tapi tidak seekstrem ikut FFA yang kapasitasnya naik,” tambah Dawir tanpa merinci tata caranya.
Imbangnya masuk-keluar diatur dari desain lubang buang bersama tingginya yang 29 mm. Tinggi lubang ini nantinya berhubungan dengan pemadatan ruang bakar. Maksudnya, dengan tinggi seperti ini, motor tidak terlalu liar, lantaran rpm tak perlu tinggi untuk dapat tenaga yang mencukupi, sesuai kelas yang diikuti. Bentuk lebar buangnya trapesium yang mirip model bulat telur, walau telur itu tak pernah bulat, yang benar lonjong. Lebar lubangnya 41 mm.
Desain macam itu satu jurus dengan kenalpot produksi CMS atau Champion Motor Sport yang lumutan soal Ninja. CMS menjamin tenaga melonjak di atas 300 persen, ah salah kalee tu. Maksunya, 30 persen dengan mutu pelat kenalpot yang mengolah turbulensi gas buang dan sisanya diputar ulang ke ruang bakar untuk jadi energi. “Kenalpot saya juga mudah melepas panas. Kunci kenalpot 2-tak kan di situ,” kata Kerry Hutama from CMS.
KEPALA SILINDER
Tepat juga desain kubah kepala silinder yang inti dari sirkulasi masuk dan buang bahan bakar. Disayangkan buret atau takaran head, ukurannya ragu-ragu. Dipancing-pancing pernah bilang 9 cc, itu menghasilkan kompresi 8:1.
Wuiiihhh... tapi hati-hati, soal kompresi itu mekaniknya ragu-ragu loh. Yang jelas, squish 13o. Ya, rata-rata segitu kubah tempat digebuknya bahan bakar di ruang bakar ini, lebarnya 7 mm dan celah untuk nongolnya piston 3 mm (nat). Angka-angka ini didapat setelah memapas kepala silinder 3 mm.
“Risetnya tetap berpatokan pada pengapian YZ. Kompresi, kenalpot dan sebagainya, itu mengikuti. Setting pun patokannya suhu sekitar. Misalnya 38oC, kelembaban 50% pakai pilot-jet 70 dan main-jet 168. Suhu di atas 40oC, naik satu step dan begitu sebaliknya yang selama ini dipakai,” jelas Dawir menggambarkan ketelitian pekerjaaannya.
Tim ini juga termasuk rapi. Semua bagian bodi dan rangkanya bersih apik. Penampilan mesin Ninja juga kinclong. Tak ada tanda oli pernah bocor atau belepotan yang semborono. Dari rapi ini, tergambar hasil kerja serius dan profesional. Tidaklah heran, tim ini konsisten mendulang poin. Itu modal di event yang berseri.
Engine on. Weeeennnng... Ardel
sumber >> http://abdulhaidy0509.blogspot.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar